Menjadi Muslim Kaffah Upaya Mengejahwantahkan Pemimpin Islam Yang Baik

Muslim berasal dari bahasa arab dari lafad asslama yuslimu ilslaman ...muslimun yang secara epestimologi memiliki makna orang yang selamat. sedangakan secara termilonogisnya muslim adalah seorang yang berpasrah diri kepada Allah SWT. Artinya seorang muslim merupakan orang yang selalu berpasrah diri kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang meciptakan dunia dan isisnya. Manusia sebagai mahluk yang diciptkan oleh Allah SWT tentunya memiliki konsekuensi yang harus ditangung, ibarat kata ada hak ada pastinya ada yang namanya kewajiban yang harus dikerjakan, manusia memiliki banyak kewajiban tidak hanya sebatas ibdah yang beersifar vitikal, tetapi juga memiliki kewajiban yang besifat horisontal yaitu manusia secara perwakilan di dunia. manusia diciptakan di dunia tidak hanya mengurusi dirinya sendirinya, karena agama islam tidak menganut paham individualisme, tugas manusia yang diamanahi sebagai kholifah atau sebagai penganti atau wakil tuhan di bumi untuk melaksanakan segala urusan yang ada di dunia ini. Allah menegaskan dalam Kitab Al qur’an surat Al Baqoroh ayat 30 “Sesungguhnya aku akan jadikan seseorang khalifah di muka bumi” Dalam konteks ini banyak debetibel terkait makna dari kata khalifah di muka bumi, ada sebagaian golongan ulama atau para mufasir menafsirkan arti khilafah adalah seorang pemimpin islam, maksudnya semua orang di muka bumi ini harus di pimpin oleh seorang khalifah sebagai pemandu rakyat seperti zaman para khalfah terdahulu, namun menurut Masdar Farid Masudi mengartinya khalifah di sini memilki dua makna, pertama khalifah secara individul yaitu bagaimana seseorang bisa memimpin dirinya sendiri untuk menjadi seorang yang muslim sejati, menjalankan segala perintahnya dan menjauhi laranganya. Kedua khalifah sosial yaitu manusia selain bisa memimpin dirinya dia juga memiliki peran membangun masyarakat sosial agar lebih baik. Pendapat lain yang juga memperkuat pendapat Masdar Farid Masud adalah H.Handari mengatakan khalifah sosial adalah berkewajiban mencegah perkara mungkar dan menengakkan perkara yang baik. Dapat ditarik benang merah dari penjelansan di atas bahwa untuk menjadi seorang pemimpin khalifah dalam kontek sosial, maka harus bisa memimpin dirinya dengan baik terlebih dahulu, setelah individunya baik, barulah bisa memimpin orang lain atau menjadi khalifah secara sosial. Pemimpin individu yang baik adalah muslim yang kaffah, kaffah secara tekstual memiliki makna keseluruhan . Yang artinya individual muslim yang kaffah adalah muslim yang mengislamkan dirinya secara keseluruhan, mengerjakan sholat yang benar, puasa yang benar, dzakat yang benar, dan mengejerkan sunnah Rosullah SAW yang telah dianjurkannya. alangkah ironisnya apabila seorang khalifah tidak dapat memimpin dirinya mau memimpin orang lain, bisa dibanyangkan oleh kita, ibaratnya seperti orang gila yang mau memimin orang waras atau orang yang sehat, yang terjadi semua orang yang dipimpin tidak akan mengikutinya. Secara sederhana pemimpin adalah orang yang bisa mendamping dan bisa menghantar yang dipimpinya kejalan yang diiginkannya. Bagaimana bisa mengantarkan ke tujuan yang baik, kalau yang menunjukkan jalannya juga tidak tau jalan mana yang akan ditempuhnya. Para khalifah terdahulu dipilih menjadi pimpin dilihat dari rekman jejaknya terlebih dahulu dar ibadahnya, masih ingat dengan seorang khalifah pertama yang mengantikan nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat? Abu Bakar assiddiq, seorang sahabat yang mengantikan nabi Muhammad setelah beliau wafat, Abu Bakar diajuakan oleh para sabahat karena melihat Abu Bakar yang pernah memimpin sholat mengantikan Rosullah SAW, inilah. Inilah satu indetikasi bahwa kalau perkara transenden nya sudah baik, maka akan berdampak pada prilaku yang baik pula. Jadi upaya untuk mengujudkan atau mengejahwantahkan pemimpin islam yang baik yang harus diperbaiki adalah kadar keimanan dulu, kalau iman sudah baik seroang pemimpin tidak akan melakukan korupsi dan perbuatan yang dilarang oleh agama dan dipandang sebagai perkara yang jelek oleh agama. Pada akhirnya hanya pada Allah kita berharap dan dengan doa kita akan bisa mengubah kehidupan yang baik. Yogyakarta, 061016

Post a Comment

0 Comments