TITIK AKHIR CINTAKU

Cinta…. Banyak orang berkata bahwa cinta adalah menyakitkan, cinta membuat orang sedih, cinta membosankan, namun pada hakikatnya cinta adalah kekuatan, cinta adalah rindu, rindu yang mengebu-ngebu dimana cinta mampu membunuh hawa nafsu. Baru kali ini aku merasakan cinta yang sesungguhnya, cinta yang datang tanpa diduga-duga. Setelah tiga tahun aku menjalaninya. Seperti biasanya setiap pagi ku selalu memasak di dapur dhalem dengan Fitri sebagai balas jasaku pada Bu nyai dan sebagai abdiku kepada beliau, karena sebentar lagi aku akan berhenti dari pondok ini, berat rasanya aku meninggalkan bumi tercinta, tak sanggup jika aku harus berpisah dengan sahabat-sahabat yang selalu ada untukku, tapi apalah daya perpisahan itu pasti akan aku titi dengan penuh keterpaksaan. Setiap pagi aku selalu mengisi suasana di dapur dengan bercerita cintaku pada Alfan. Orang yang terpandang di masyarakat. Sebenarnya aku tidak ingin menyatukan perasaanku dengannya. Karena aku merasa tidak pantas sekali. Aku hanya anak dari seorang bapak yang hina. Tapi, walaupun Bapakku seperti itu, aku sangat sayang sekali sama dia.bagaimanapun keadaannya dan bagaimanapun sikapnya dia adalah tetap bapakku meskipun aku tau, aku sangat tidak pantas dengannya, aku tetap optimis memandang masa depan yang cerah.aku tidak sanggup mengemban perasaan ini, maka dari itu aku juga meluapkan perasaanku padanya. Bahwa aku tidak bisa memungkiri dia begitu berarti bagiku. Dalam artian aku juga mencintainya……………Alhamdulillah sudah tiga tahun aku menjalaninya tanpa ada masalah diantara kita. “Alya” terdengar suara dari mushalla, tak lain adalah Neng Salsabila yang setiap hari selalu istiqomah memanggilku setelah dia usai menjalankan sunnah rosulnya. Neng Salsabila orang yang tak pernah lelah untuk memberikan motivasi kepadaku jika kepesimisanku datang menghampiriku….. sungguh …dia begitu sempurna bagiku. Siapa yang tak mau bersahabat dengannya, orangnya pintar, penyabar, cantik dan dia adalah keturunan K.H Syamsuddin pengasuh pondok pesantren Al-mustaqim saudara K.H Syarifuddin pengasuh pondok Al-amin tepatnya di sini, dimana aku bisa menimba ilmu. Dan di sini juga aku bisa memahami segala hal.aku bisa mengerti arti pershabatan,cinta dan perjuangan.segera ku basuh tangan dan kakiku karena aku harus berangkat sekolah. “Yunda….. ayo” itulah panggilan manisku pada Fitri, kami berdua keluar dari dapur dengan penuh keringat. “yunda tunggu aku, aku mau shalat dulu”tanpa berpikir panjang aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’………sekitar lima menit aku sudah bersiap-siap. Bismillahir rohmanirrohim. Akupun keluar dari kamar melangkahkan kakiku menuju sekolah yang berada di belakang pondokku. Sesampainya di sana teryata Ustadz Ghazali dan Neng Salsa saling bertukar pendapat sepertinya hangat sekali. Sebenarnya apa yang mereka bahas, neng Salsa semakin semangat mendengar jawaban yang telah dipaparkan oleh Ustadz Ghazali. “Syila apa yang mereka bahas?” tanyaku pada Syila yang ada di sampingku yang dari tadi juga khusyu’ mendengarkannya…. “Menyingkap rahasia di balik salib” jawabnya singkat….wow…! sangat menarik akupun dengan seksama mendengarkan mereka berdua. “belum tentu orang yang menyembah salib itu akan masuk neraka” ujar Ustadz Ghazali “kenapa bisa Ustadz? Padahal Allah telah berjanji dalam kitab suci orang yang jujur yakni Al-quran,bahwa sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah di haramkan baginya masuk syurga dan tempatnya adalah neraka.sedangkan menyembah salib itu merupakan suatu yang menyekutukan Allah. Kenapa Ustadz masih berpendapat sepeti itu?” ujar Neng Salsa “ya, memang, namun itu adalah keadilan Tuhan kepada kita. Dan kita akan merasa tidak adil dengan semua ini tapi itulah kenyataan” aku semakin penasaran dan semakin ingin menyelami dalam masalah ini. “Ustadz” seraya aku mengacungkan tangan “begini Ustadz, bagaimana dengan firman Allah dalam surat yunus”katakanlah sesungguhya orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah maka tidak akan beruntung”sedangkan orang yang mengagungkan salib adalah orang-orang yang mengadakan kebohongan kepada Allah” “ya…terima kasih…tadi kamu mengatakan bahwa tidak akan beruntung, kita pahami dulu mengenai “akan” di lihat dari kata itu maka bisa saja terjadi bisa tidak, karna menggunakan fiel mudhari’ maka, hal tesebut belum tentu terjadi, nah belum tentu orang yang menyembah salib itu masuk neraka dan belum tentu orang yang shalat akan masuk syurga” begitulah penjelasan dari Ustadz,namun aku masih tetap ingin menelaah kembali.tapi bel sudah berbunyi. Pertemuan kali ini di akhiri dengan bunyi bel.akupun beranjak dari tempat dudukku. “hey teman-teman katanya,ustadz Arifin dan Ustadz mawardi tidak akan masuk sekarang, soalnya ada rapat” ucap Zaini salah satu siswa yang terkenal humoris di kelas.sekolahku memang di satukan dengan putra,walaupun berada di bawah naungan pesantren karena jumlah muridnya tidak memenuhi syarat untuk dipisah.tapi, meskipun di baur dengan putra ada tabir yang menjadi pemisahnya. @@@ 15:30 Selesai shalat asar, aku dipanggil sama mbak Nisa salah satu abdi dhalem dipondok ini “ada apa mbak?” “ikut aku yuk kepondok putra, nganterin kopi ke guru tugas” “tunggu dulu ya mbak, aku mau ambil kerudung” segera ku ambil kerudung ke kamar sekaligus menaruh mukenahku.tiba-tiba ada yang mengedor-ngedor gerbang, ku hampiri dan secepatnya aku membuka. “ibu’….”ternyata ibuku, ku langsung bersuan padanya dan kupeluk sosok itu dengan penuh kerinduan. “kamu baik-baik saja anakku” Tanya ibuku sambil mengelus kepalaku “ya bu’, bagaimana keadaan bapak sekarang?” “ibu sudah lama tidak menjenguknya , ibu tidak punya uang untuk pergi kesana…”tak terasa air mataku mengalir,tak kuat menahan kerinduan kepada seorang ayah, rindu yang sudah lama membelenggu, kapan bapakku akan bebas aku sudah tak tahan untuk memeluknya.nasibku memang malang, namun ku selalu berharap kepada Allah agar kesabaran tetap ada untukku. “maaf nak sekarang ibu’ tidak punya uang, gorengan ibu tadi tidak ada yang beli, malah tadi jatuh semua ketambrak mobil” “ibu yang sabar ya…uangnya Alya masih ada ko’” “ibu pulang dulu ya nak…jaga dirimu baik-baik, belajar yang rajin” ku cium punggung tangannya sebagai tanda kehormatan kepada orang tua. “ayo Alya..”panggil mbak Nisa,bayangan ibu sudah hilang diperempatan jalan,aku kasian sekali padanya sejauh 2km dari rumah harus jalan kaki. “kamu tidak apa-apa Alya?”aku menggelengkan kepala, air mata ini tak kunjung reda. “ kamu kenapa menangis Alya?” Tanya Neng Salsa yang baru saja datang dari kamar mandi. “aku tidak apa-apa Neng, ku Cuma kangen sama bapak” “kamu yang sabar, mungkin ini ujian dari Allah, yang penting kamu jangan pernah berhenti memohon kepada Allah, supaya bapak kamu cepat bebas”nasehatnyalah yang selalu membuatku sedikit tenang. Aku sangat beruntung kenal dengan Neng Salsa.semua tentang keluargaku, ku ceritakan padanya, namun hanya ada satu hal yang tidak dia ketahui dariku, yaitu tentang hubungan aku dengan Alfan,hanya Fitri dan mbak Nisa yang mengetahuinya. “makasih ya Neng… Neng selalu memberi arahan untukku supaya aku tetap optimis”dia membalas dengan senyuman manisnya, membuat raut wajahnya semakin mempesona.aku langsung berangkat ke asrama putra.di parkir sana nampaknya ada mobil yang sudah tak asing lagi dipandangan mata…mungkin Alfan sekarang di kunjungi.. ya…itu dia sepertinya papanya Alfan sedang berbicara dengannya.duuuh gimana ya? Mudah-mudahan saja mereka nanti tidak melihatku. “papa harap kamu setuju dengan semua ini” “asalkan dengan Alya pa..”ku terkejut dan segera berhenti dari langkahku begitu juga dengan mbak Nisa, mungkin dia juga mendengar bahwa Alfan menyebut namaku,aku saling bertatapan dengan Mbak Nisa. “apa? Alya? Anaknya khudari itu, kamu tidak sedang ngigo kan….?kamu tau bapaknya dia itu siapa?kamu itu harus mikir, jika buah jatuh dari pohonnya maka yang pasti tidak jauh dari pohonnya,apabila kita memilih calon kita harus lihat dulu hartanya, keturunannya,kecantikannya lebih-lebih agamanya apa kamu tidak pernah belajar tentang hadist itu?” mbak Nisa memelukku,aku benar-benar tidak kuat dengan semua kenyataan ini, aku lemah, aku tak berdaya. “mbak, tapi aku tidak seperti bapakku kan mbak?” “kamu yang tabah, kita antarkan kopinya dulu”mbak Nisa mencoba menenangkan dari tangisku yang tak pernah berlalu. @@@ Masih tergiang kata-kata itu dalam benakku,sekarang adalah kesempatanku bertanya tentang masalah itu pada Ustadz Qondi.kebetulan sekarang dia membahas tentang memilih calon. “Ustadz boleh bertanya? Ustadz menganggukkan kepalanya “seperti ini ustadz,ada pepatah mengatakan bahwa apabila buah jatuh dari pohonnya maka buah itu tidak akan jauh dari pohon itu,namun apabila pohon itu berada di atas gunung otomatis buahnya akan mengelinding ke bawah, bagaimana tanggapan ustad mengenai hal tesebut?” “itu Cuma pepatah, tidak semua pepatah itu akan terjadi pada manusia, namun ada sebagian yang terjadi. Dulu ada ayahnya kafir tetapi anaknya masuk islam, berarti pepatah itu tidak selamanya terjadi, terkadang orang tua kita tidak setuju dengan orang yang mempunyai latar belakang seperti itu. Semua itu karena orang tua kita tidak ingin anaknya salah dalam memilih. Jadi, kita melakukan ta’arruf terlebih dahulu kemudian tafahum” jawabnya sangat memuaskan bagiku.aku ingin melanjutkan Tanya jawab ini tapi bel sudah berbunyi tandanya keluar.ustad Qondi mengakhiri pertemuan kali ini dengan salam. Segera ku ambil kertas tadi yang ada di atas bangku, ku buka perlahan-lahan dan ku baca dengan seksama. To:Alya Aku ada perlu, jangan keluar dulu. Dan jangan lupa ajak Fitri sebagai saksi diantara kita berdua Alfan “yunda..tunggu dulu”dia menghentikan langkahnya,aku diam sampai semuanya keluar dari kelas. “ada apa?” tanyaku pada Alfan yang berada di balik tabir… “papaku ingin mentunangkan aku dengan pilihannya”hatiku sakit , Ya Allah..akankah dia akan menerima semua ini. “kapan?” “aku juga tidak tau kapan, tapi kamu tidak usah bersedih, aku akan tetap membujuk hati papaku, do’akan aku ya…dan aku janji akan secepatnya mengkhitbah kamu” “terima kasih atas semuanya, aku pergi dulu”akupun pergi dari kelas, sekarang hatiku sedikit lega dan bahagia setelah mendengar perkataan Alfan tadi. “yunda, aku sangat bahagia sekali”yunda Fitri tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahku. “aku juga ikut senang mendengarnya, aku tidak mau lagi melihat kamu berlarut-larut dalam kesedihan,seperi tadi malam” “Alya” suara Neng Salsa memanggilku, dia melambaikan tangannya, mau kemana dia?ko’ bawa tas. “ Neng, tunggu”aku berlari menghampiri Neng Salsa “Neng mau kemana?” tanyaku dengan ku tampakkan wajah yang lesu. “aku mau pulang, kata Ummi tadi sich ada acara, tapi aku tidak lama pulangnya”dia langsung pergi,aku kembali ketempat di mana aku meninggalkan yunda Fitri….. @@@ Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagiku, apa mungkin karena kemaren perkataan Alfan kembali menghadirkan semangatku lagi.. dia selalu menjadi purnama saat gelapku, dia selalu menjadi pelangi ketika hidupku tak berwarna. Aku dan yunda sudah bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Dari arah jauh kusaksikan teman-temanku sedang bercanda gurau dan sepertinya Yang menjadi komando tiada lain adalah zaini, siswa yang paling kocak dikelasku. “Eh...neng salsa udah balik..” dia menganggukkan kepalanya “Tentu saja dia balik cepat…kan takut kangen ama mas Alfan…ceyeee…”sorak semua teman-teman, aku juga tertawa walaupun pada kenyataan aku sakit…tapi ini Cuma sekedar bercanda ……… “tidak biasanya kalian gojlokin neng salsa dengan alfan? “Kamu tidak tahu sih al….kalau tadi malam Alfan melamar neng salsa”ucap Zaini … deg Ya Allah mungkinkah ini hanya mimpi. Alfan menundukkan kepalanya mencoba menutupi segalanya …ternyata pilihan papanya adalah neng Salsa, orang yang sangat cocok sekali dengan Alfan,orang yang melebihiku dari segi apapun. Beruntung banget Alfan mendapatkan neng Salsa, aku tak tau sekarang harus bagaimana….saat ini aku hanya bisa bersahabat dengan sedih. Masih adakah sisa-sisa kasih sayang di hati Alfan untukku ketika dia sudah bertunangan dengan neng Salsa.. Ya Allah hamba sungguh tidak kuat menahan semua ini. “Alya kenapa kamu menangis?”aku terkejut ketika neng Salsa berkata seperti itu. Kenapa aku harus menangis? Aku harus menjawab apa pada neng Salsa? ku mendekatinya. “ini adalah air mata kebahagian neng, aku bahagia karena neng Salsa sudah menemukan kebahagian hidup neng”terpaksa aku berbohong karena aku tidak mau neng Salsa sedih, jika aku katakan bahwa sebenarnya aku adalah orang yang selama ini mempunyai hubungan khusus dengan Alfan. Neng Salsa terlalu baik untuk ku sakiti. Aku hanya bisa pasrah pada Allah….mungkin ini adalah yang terbaik bagiku. Tiba-tiba ustadzah Puji Lestari datang dari kantor, kami semua masuk ke kelas dengan bergantian. Seketika yunda Fitri menarik tanganku “kenapa kamu berbohong dinda?” “sudahlah yunda”jawabku lemas. Hari ini aku benar- benar rapuh, aku tak hiraukan keterangan ustadzah Lestari karena sekarang pikiranku sangat kacau. kini aku telah berkisar diantara neng Salsa dan Alfan.aku dikejutkan saat mereka membaca do’a. satu persatu mereka keluar.aku berada dibarisan paling terakhir. Suara itu menghentikan langkahku “Alya” aku menoleh kesumber suara itu…Alfan ya…. Dia mendekat..aku tak kuasa menatap matanya yang terbendung dengan beribu-ribu air mata.aku tau dia akan merasa sangat bersalah sekali padaku. “maafkan aku Alya, aku sudah membujuk hati papaku, tapi tetap tidak bisa dan sebelumnya aku tidak tau bahwa perempuan itu adalah Salsa.aku benar-benar minta maaf Alya” “kamu tidak usah minta maaf. Aku tidak marah, aku tau perjuanganmu selama ini untukku.jadi mungkin, ini adalah yang terbaik bagi kita. Aku rela ..kamu menjadi milik neng Salsa asalkan kamu bahagia. karena aku tau cinta adalah pengorbanan.semua ini aku belajar dari kamu dulu saat Layha sudah termiliki oleh Hafid kamu merelakannya…sekarang aku yang akan merelakanmu untuk neng Salsa karna cintaku memberi dan cinta itu tak harus memiliki.jaga neng Salsa jangan pernah buat dia sedih.selamat tinggal dalam damai cintaku”.separuh jiwaku telah hilang, meninggalkan jejak-jejak kasih sayang, tak kusangka takdir akan berkata seperti ini ku panjatkan do’a untuk kebahagianmu, ku ucap salam untuk dunia barumu dan aku akan melepasmu dalam bayang-bayang semu. saat ini, saat gerimis pagi tak kunjung pergi, kembali aku menangisi hati yang tersakiti karena tak pernah ada yang peduli dengan notasi bahasa hati. Dan disini, aku meratapi kisah sunyi pada masa yang sangat berarti dimana aku mulai berlari ..mencari kedamaian hati. Dari sejarah, aku mendengar…. Dari sejarah, aku merasa….. Dari sejarah, aku merela…… Dari sejarah, aku bisa berkorban…… Dan…… Dengan sejarah, aku bisa berkata “bahwa cinta tak harus memiliki” RIWAYAT HIDUP Nama : Shafiyatul Anwariyah Lahir : Sumenep, 27-April-1994 Alamat : prancak, pasongsongan sumenep Menyelesaikan pendidikan Mts di An-nuqoyah Guluk-guluk sumenep (2006-2009) dan pindah ke Al-azhar prancak (2009-sekarang) sambil menunggu detik-detik kelulusan dan menyibukkan dengan menulis puisi. Aktiv dalam organisasi siswa intra sekolah (Osis)di bagian bendahara (2010) dan dibagian pers (sekarang) naskah lomba KTI Dan menulis cerpen se-madura yang diadakan oleh osis sma tahfidz darul ulum banyuanyar palengaan pamekasan jawa timur

Post a Comment

0 Comments