CITA TERCAPAI CITAKU GAPAI

Tersayat luka yang telah kau goreskan padaku. Kini kau telah puas melukai hati selama ini kujaga. Kupelihara dan kudidik hanya untuk memberikan satu hati padamu. Tapi apa yang kurasa sekarang. Kau abaikan rasa ini. Campakkan diri ini dan meliarkan cinta dariku. Hanya satu “biar ini yang kurasa asal kau bahagia” Lelah hati ini memperhatikan semua sikapmu yang terlalu jauh kejelajahi. Fikiranku tak dapat kuhinggapi hingga aku kehabisan cara tuk yakinkan bahwa aku peduli sama kamu. Tapi sadarkah kau bahwa kau tak putih dalam permasalahan ini. Kamu juga salah….jika begitu, suatu kata “Damai” yang kupinta darimu. Teruntuk Chayme (shayang ku) Sang Peliar Cintaku Ku curahkan semua hati yang kurasa dalam Fb yang ku punya. Mungkin dengan seperti ini, orang yang biasa ku panggil shayme bias megerti akan rasa ini dan bias memahami akan rasa cinta ini. Tertahan dalam kolam. Merelakan fakta yang nyata. Mungkin dengan seperti ini kita bahagia. Namun rasa tetap berliaran. Tak bisa tertahan atu terlupakan. Semakin ku tahan, semakin meluluhkan hati yang ada. Ku tak bisa lupakan. Tuhan…..! Mengapa membunuh hati ini. Aku tak kuasa jika dia hilang dari ku, menjauhkan dan menghapuskan semua cerita diantara cinta kita. Sulit bagi hati ini tuk melepas dia, tapi bagaimana lagi dia memang harus pergi bersama bidadari-bidadarinya. Biar kata “cukup aku yang terluka daripada mereka yang tersakiti. Haya untuk kebahagiaannya. (suara dalam hati) Haaaahck……Aku bernafas tanda lelah usai. Kelelahan hati yang selama ini terpendam hanya untuk menjaga hati dia. Kini telah musnah, telah hilang dan meninggalakan kenangan saat bersama chayme. “Cha….Kenapa kamu cha….? Ke kantin yuk….! (najwa mengajak icha) “Nga` …naj, aku males nich!” Icha menolak. “Kamu kenapa sieh.! Kok nga` fresh gt, punya masalah ya, Najwa bertanya sambil mengerutkan dahinya. “Tunggu ….tunggu aku tahu. Tunggu ea,” Kata aisy “Hmm….Biasa. Aisya selalu sotoy, dia selalu mengekspresikan gayanya yang super campur aduk tapi asyik. Selain itu, aisy mengerti akan semua yang terjadi pada sahabatnya. Aisy yang selalu menghibur kita tapi aku jengkel sama aisy. Masa` aku yang lagi gini anggap sedih hati mempersembahkan lagu ini. Kepadaku Engkau yang sedang patah hati Menangislah dan jangan ragu ungkapkan Betapa pedih hati yang tersakiti Racun yang membunuhmu secara perlahan Engkau yang saat ini ……….. Click……Aku segera mematikan suara dari hp aisy. Kutahan dalam-dalam sakit hati yang terasa. Ku coba tuk sabar dan tegar. Yaaaaaaackhloch ko` dimatiin sich….gak seru ….! Berkata” hatiku seakan tak kuasa tuk menahan rasa sakit ini. Kenapa aku masih seperti ini, masih saja membiarkan dia dalam hatiku. Memang hatiku beku tuk meliarkan semua, apalagi meluapkan dia melukai hati, cinta ini begitu besar padanya. “Cha……udahlah ….Cobalah tuk melupakan dia! Iya kita ngerti melupakan seseorang itu tak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Dan kita ngerti akan perasaanmu. Tapi kamu jangan eperti ini, murung, sedih, tak ceria, semua ini menyiksa kamu cha….!”Nasehat najwa (sambil mengelus-ngelus kepalanya). “Iya cha….Hidup jalani jangan ditangisi. Cobalah keluar dari masalah semangatkan harimu bak mentari itu! “Aisy agak dewasa. “Cha…. Dunia gak sempit ko` msih banyak yang harus kita lakukan. Soal hati lupakan dan biarkan saja hapus sekalian. “Eh…..hati jangan dihapus “Jawab aisy ketus, serius sambil memonyongkan mulutnya. “Lho…….kenapa? Daripada nyakitin” sanggah najwa. “Iya…….kalo hati icha dihapus, otomatis icha gak punya hati dong. Trus…..bagaimana hati icha memberikan hati untuk kita”Aisy menjelaskan. Teman-teman tidak berkomentar lagi aku pun begitu, ternyata perkataan aisy benar juga. Kalo seseorang tiak punya hati, maka akan menyakitkan para hati. “Ichh….kamu bisa aja aisy! “Jawab najwa. “Iya benar tapi hanya sekrang “Najwa berkata sinis canda kepada aisy. Semua diam, dan najwa bertanya” Aisy kamu tahu majas dan kata-kata? “Kata-kata apa? “Aisy bingung. “Iya kata-kata” “Najwa member isyarat bahwa aisy tahu” “Oow…Kata-kata romantis. Itu kecil….” Aisy sok cerdas. “Jangan sok kamu…” kata najwa. “ Apa kamu ……., jangan sok perhatian dech sama icha” Aisy melawan kata yang diucapkan najwa. Tapi tetap saja aisy bercanda. “Tak apalah …..aku kan cari perhatian ama icha, bukan sama kamu”Najwa menjawab dengan gayanya sendiri. “Haaaah…..cari perhatian sama icha. Memang icha peduli. Tak akan ….! Icha lebih peduli sama “aku” Aisy kepedean. “Siapa bilang……! “Aku kok yang disayang icha (najwa sok sombong). Tak dapat kamu kasih saying dari icha” kata najwa. “Ya….Allah…..! Mereka kok debat seperti ini sich. Kayak anak kecil saja” kataku dalam hati. Biasa ….Kita kalo bersama-sama selalu mengeluarkan sok yang kita punya. Anggap saja, itu adalah cirri khas persahabatan kita. Tapi kalo biacara kasih saying bukan sok saying lagi. Apapun yang diinginkan mereka asal mereka bahagia akan aku lekukan. Eets!! ……tapi jika raga ini kuasa tuk melakukannya dan tidak menyimpang pada aturan-aturan islam. Hmmm….! Hatiku tersenyum melihat tingkah laku mereka. Ditengah kesadaranku. Ada sesuatu yang terasa sakit didalam perut entah apa itu….? Suara gemuruh terdengar dari dalamnya. Rangsangan ke otakpun terangsang dan terbaca “Makan yuuuk….!” Wahhh….Aku lagi kelaparan nich…..perutku kosong. Memang dari tadi pagi tak sedikitpun manakanan yang dicrna. Aku belum makan. “Teman-teman! Ada apa dengan perutku ya….?” Seru icha. “Mungkin lapar itu, perutku lapar juga nich….Kekantin yuuk “Kata najwa menjelaskan. “Ayoo…..Let`s go …..! aku bersemangat. Kehangatan bersama sahabat memang selalu kurasa, dengan hadirnya sehabatku bisa tersenyum, tertawa ria serta bisa menghilangkan rasa jenuh yang biasa melanda dalam hati. Ku disini menanti sesuatu yang berarti. Mungkin waktu akan tunjukkan arah kemana ku harus berlabuh dan aku yakinkan bahwa aku bisa, bisa keuar dari masa lalu dan mengejar yang ada didepan mata. “Speriiiiiiiiiitt” Hatiku bersemangat. Lagkah-langkah kaki melangkah menuju kantin. Namun setiap langkahku diiringi rasa gelisah yang ku rasa. Tapi tidak boleh larut dalam rasa ini. Aku harus bisa bangkit bersemangat dalam hal ini, aku harus bisa. Ku hilangkan rasa-rasa yang terjadi tadi, cukup aku mencintai dia dalam diam-diam. Karena diamku bukti cintaku padanya, atas restu Allah. Saying ini padanya karena Allah, ia karena Allah, disini aku membuang dan meliarkan cinta kepadanya. Memang ini jalan takdir cintaku yang harus mencintai dalam hati saja, dan mungkin dengan cinta dalam hati ini sang Ilahi member teguran tuk cinta sejati. ***DIKANTIK*** Satu langkah kita sampai dalam kantin. Tampak Aisy menoleh kekanan dan kekiri seperti mencari sesuatu dan menyenggol-nyenggol seakan terbutu-buru dan barkata: “Tuh….Meja kosong….! Kata aisy (aisy dan najwa terburu-buru lari menuju meja itu). Dan icha ketinggalan. Mereka berebut. “Lapar…lapar …lapar. “Kata aisy (berhenti) “Huzz….Malu-maluin tauk” Kata najwa menegur. “Mbak…mbak…mbak! Icha memanggil pelayan kantin. Mereka menunggu palayan kantik menyampiri mereka. Namun terlihat pelayan kantik sibuk melayani pelanggan-pelanggan yang lain. Terpaksa mereka menunggu dengan kesabaran mereka dengan ngobrol. “Maaf dek…! Pesan apa …?” Kata pelayan kantin. “Mbak..pesan soto dan the botol sosro,” Kamu cha….pesan apa? Kata najwa. “Yang biasa” Jawab icha. “Oooo….mie ayam bakso,” Kata najwa. Diam semua diam. Palayan kantik tetap berdiri seakan-akan ingin meninggalkan kita. “Aku kok gak ditanyain sich,” Aisy ingin diperhatikan. Aku dan sinta saling menoleh dan mengerutkan dahi tersenyum, memang kita menunggu respon Aisy ketika kita disangka tak perhatian lagi padahal hati kita juga untuk aisy, kita satu kesatuan dari sahabat. “Tumben…, ingin diperhatikan.” Kata najwa. “Yaaaackh….Teman-teman kok gitu sich…pada gak ayang semua sama aisy ya….Karena aisy nakal ya….?” Seru aisy agak ngambek. Aku dan najwa saling memandang karena melihat wajah aisyah cemberut persis seperti anak kecil. “Aisy …..kamu pesan roti favoritmu ya …?” Kataku. “Dan minumnya the botol sosro dingin kan…?” Kata najwa. “So sweet….!” Kata aisy kecentilan. “Alaah….Cuma itu. Pelayan kantinpun juga tahu. Memang pesanan itu kan yang kamu pesan tiap hari.” Kata najwa. (aisy diam tak komentar). “Aisy, tanpa kamu bilang kita sudah paham akan dirimu. Apa maumu, bagaimana karaktermu, dan kita juga tahu bagaimana cara kita menciptakan sesuatu dinding persahabatan menuju persahabatan sejati, jadi jangan pernah merasa kita tidak paduli sama kamu, karena kita saying kamu.” Icha menjelaskan. Aisy menunduk sambil mengangguk-ngangguk. Inilah kebersamaanku bersama sahabat. Hari selalu seru, ceria, meriah yang dihiasi tawa canda mereka. Bila bersama-sama, semua kesedihan, semua beban seakan terbang melayang bersama keceriaan manis dari persahabatan. Woow….ku perhatian satu-persatu cara makan mereka. Welleh-welleh lahap banget, lucu dan imut lagi, memang dengan hadirnya kehidupan sahabat, kesedihan tak lagi mempedih seakan mereka (sahabat) adalah obat dalam kepedihan. Tet..teeeeeeeeettt…..terdengar bunyi bel tanda masuk pelajran. Kita bergegas kekelas ku berdiri dan cepat-cepat keluar dari kantin dengan berlari-lari cepat dengan mengoptimalkan tenaga ampuh tuk sebuah kedisiplinan begitu juga denngan najwa dan aisy mereka focus dan mengumpulkan tenaga dalam larinya, semangat berlari itu yang kita haparkan. Aku berlari kefokusan tajam, mata menatap jalan-jalan yang dilewati yang terfikir bagaimana cepat sampai ke dalam kelas. Heh…heh…heh nafasku terengah-engah akibat lari itu. Tapi tak apalah asal kita sampai tepat waktu, aku bernafas dengan hembusan yang kuat sehingga menyesakkan dada. Ku coba tahan keluarkan pelan-pelan kemudian keluar berulang kali sampai nafasku normal kemnali. “Assalamualaikum” Kata pak guru. “Wa`alaikumsalam Wr.Wb. serentak” Kata anak-anak. Suasana tenang, teman-teman tak ada satupun yang berbisik-bisik, apalagi bersuara bapak kiia mengabsen satu persatu diantara kita. “Baik sesuai dengan kesepakatan kemarin kita mengadakan tes lisan. “Andi….! Apa asam menurut Artinius? “Kalo asam jika larut dalam air akan menghasilkan air akan menghasilkan ioan H+tetapi kalo basa jika larut dalam air menghasilkan ion H-“ Andi menjelaskan. “Titin….! Sebutkan pengelompokan asam basa ?” Tanya pak guru. “Yaitu asam basa monokrotik dan asam basa plikrotik.” Jawab titin. “Icha…., reaksi H3PO4(ag) (ditulis di white book) Ini tergolong asam basa yang mana …?” Tanya Pak guru kepadaku. Yaaach……….Aku kaget, aku mendapatkan bagian untuk berpendapat, aku tak mampu menjawab. Menurutku itu adalah pertanyaan yang sulit. Otakku tak bisa dipaksa tuk berpikir lagi. Kulihat pandangan bapak sangat tajam dan seram. Aku melihat sampai gemetaran. Ku dengarkan saran-saran dari hati tuk tenang tapi suara bapak mengagetkan hati ini ku sangat takut. “Gimana ini, kamu gak belajar.” Tanya bapak guru. “Belajar pak…..” tadi malam” jelasku. “Mana buktinya..?” (suara keras, tegas mengganas memerintahkan tuk diam) “Bodoh…..!” Kata pak guru. Satu kata bapak mencerminkan bahwa aku sempit pengetahuan. Kesadaran akan saran-saran hati tuk berusaha kemarin kini ku sesali. Kenapa tidak dari dulu aku belajar. Belajar dalam mengejar cita-cita. Bodoh…. Kuterima, tapi aku tak rela dia seperti itu, aku hanya bias merundukkan kepala didepan bapak. Mendengarkan, memahami setiap kata yang terucap. Karena setiap ucapan-ucapan sangat berarti tuk meneliti sejauh mana diriku. Itulah aku apa adanya tampa menjadi orng lain senang. Huuuuuuuyy……! “teman-teman malah menyorakku tanpa hati mereka. Bapakpun pergi meninggalkan aku yang kegemetaran dan basah kuyup dengan keringat yang mengalir di badanku. Tapi kata apa keringatku adalah semangatku. “Ghaa.. udahlah mereka memeng tak berhati padahal kita harus hati-hati dengan hati. “Nasehat Najwa. “Iya… cuek bebek aja”. Kwek….kwek”! “kata aisy menghibur (dengan gaya bebek mengepak-ngepakkan sayapnya). “Hehehehe…. “Najwa tertawa (aku hanya tersenyum). Terus kulangkahkan kakiku menuju haklaman sekolah. Kulit kita disambut panas sinar matahari. Sungguh-sungguh menyengat dan mengundang para keringat. Kita segera kepohon rindang sambil menunggu jemputan. Akhirnya kkita dijemput, kemudian pulang selepas itu kita melepas lelah. ٭٭٭ DIMALAM HARINYA ٭٭٭ Senyap terasa dalam malam kegelapan. Tak ada suara, tak ada kebisingan, hanya suara jangkrik yang terdengar setiap malam alam begitu gelap karena malam. Diam dalam artian tak berkalam. Memang waktu malam insane bernuansa dalam ruang mimpi tidurnya. Salam-salam dalam mimpi terkirim kejiwa sang pemimipi. Akutaj pernah mambayangkan akan rel-rel spirit yang di ilhamkan kejiwa ini. Namun,spirit kuikat agar tidak terlepas jauh dengan rasa malas yang biasa menjadi hantu dalam diri. Aku harus spirit dalam menarik mimpi yang kucipta untuk sebuah cita-cita. Namun, masih saja aku tak kuasa menguasai diri. Malam bersama bintang terlihat terang. Tapi, tampak bulan pelan-pelan tersembunyi dibalik awan hingga sinarnya tak sampai ke permukaan, sepertinya bulan malu oleh cahaya peta hajut yang mampu mengalahkan mata menjadi terbuka. Aku mengikuti langkah mereka, menuju kamar mandi, berniat, berwudu’ dan bertahajjut. Tak lama terdengar jam bunyi tiga kali bertanda jam tiga. Masih banyak waktu tuk digunakan tuk berdzikir pada sang Ilahi. Tasbih dzikir ku dzikirkan sampai mata terlelap tanpa disadari. Malam yang penuh dunia memamirkan keindahan itu. Aku berada ditempat yang terang penuh keindahan dalam taman yang penghuninya bukan sembarang orang. Hidung mencium bunga melati yang semerbak mempesona menarikku tuk mendekatinya. Bila mendekatinya tak puas lalu ku berniat tik memetiknya. Tiba-tiba… “Nak…! “ Kata kakek-kakek tua. Suara itu membuatku tersentuh tuk menoleh lalu cahaya bersilau diantara tatapanku.kukedipkan tampak kakek bersurban putih, entah mengapa…. Jnatung berdagdigdug diiringi perasaan bersalah terhadap niatku. Kakek siapa….? “Tanyaku. (tampa basa-basi kakek itu berkata). “Cinta kira-kirayang belum sepenuhnya milik kita,namun cita yang dikira dan benar-benar dalam hati menjadi milik kita”. Kebingungan memang bersarang. Tapi kalau misalnya itu Al-huda (penunjuk) untuk diriku. Maka aku harus memilih cita-cita. Hari berlari berhenti di titik tujuh. Kemudian berlari berhenti dimingu terakhir berlanjut pada bulan dari kalender. Terus berlari berhenti akhir bulan, setahun lamanya kita di kelas XII berita bahagia tentang kelulusan ditelinga kita semua rasa terasa. Senang berenang dalam diri ini. Resah gelisah tak mau berpisah dengan sahabat dan tema-teman yang selalu memberi warna dalam hatiku. Pesta kita rayakan untuk kelulusan. Namun, tangisan membasahi pipi diantara duka dan duka kita. Sebenarnya aku tak ingin berpisah. Tapi, Ininlah hidup yang pasti menempati dititik perpisahan. Iya… kita harus berpisah. Namun, dalam perpisahan ini bukan berarti tak ada pertemuan lagi kita akan bertemu lagi. Serabut akar dalam pepohonan semakin hari semakin kuat. Begitu juga tekad dalam diri ini aku menekankan diri tuk meneruskan pendidikan di Yogya Universitas mengambil jurusan kimia. Karena semenjak aku terecap bodoh aku tergugah dan termotivasi untuk mendalami dan berhabitat dalam kimia serta mancari rahasia ini bukan berarti kimia. Jadi aku bertekad untuk itu. Satu, dua kuhitung, kini empat tahun lamanya aku berada dilingkup kampus. Disana aku menjadi peneliti,penguji,pengamat,pemateri serta pecampur zat-zat kimia dalam praktek kampus. Itulah yang setiap harinya ku lakukan. Aku hamper kahilangan jari tanganku tapi atas restu Allah, aku selamat. Alhamdulillah…..! Dalam kimika aku menemukan Annafi’ah selain aku mendapatkan ilmunya kimia juga membuatku mandiri dan kreatif. Hingga aku berhasil membangun took restu jaya yang terkenal mahal mendapat penghargaan yang terbaik dari luar negeri. Semua tersenyum melihat keberhasilanku. Namun saying ayahku bias tersenyum didalam kubur. Satu tahun kemudian aku pulang kedesa permaiku. Disana aku sungguh menikmati masa-masa kecilku penuh dengan kasih sayang, kerukunan dan damai. Sekarang aku tersenyum akan desaku. Indah hari ini. Mentari tersenyum pada diri ini. Sesosok wajah putih bersih, berambut ikal, matanya merekah, terlihat gagah parkasa. Dia Ustad Sulyobi. Betapa kagetnya aku, bahwa dia adalah tunanganku sekaligus chayme kecilku. Aku sangat bersyukur tersenyum dan menceritakan mengapa dia menjadi seperti ini. Hal itu, karena Power Of Love yang pernah kita janjikan dulu untuk selalu sayang disetiap langkah kita. Mungkin malaikat mencatat janji kita. Sehingga kita menjadi seperti ini. Kembali bersama merajut kasih. Akhirnya semuanya kembali Cita-Cita Tercapai, Cintaku gapai.

Post a Comment

0 Comments