KERINDUAN DIBALIK TABIR

Malam ini kepala ku terasa berat sekali, pasti ini gara-gara gak sempat istirahat tadi siang karena tugas yang diembanku begitu banyak. Ku lihat bundaran jam masih menunjukkan angka 19 : 25 lalu mataku tertuju pada tumpukan buku yang tersusun rapi diatas meja belajar yang sepertinya sudah mulai dari tadi berebutan memanggilku untuk aku muthla’ dengan terpaksa ku coba maraihnya dank u buka berlahan-lahannamun kepalaku semakin berat saja akhirnya aku tutup kembali dan aku meraih hand phoneku yang sengaja aku letakkan yang tak jauh dariku. “ telpon ustadz ahhh..!!! belajar nanti aja” ujarku dalam hati, lalu aku call orang yang akrab aku panggil ustadz itu yang tanpa sengaja aku kenal dengan nya. Di tengah-tengah kesunyianku berbicara tiba-tiba ada massage masuk dari nomor yang tidak aku kenal “ Ass….. hal kunti fi hasaniyna hadzihil lailah ya ukhty??? Begitulah pesan singkat yang terpam-pang di layar hand phoneku ketika ku buka membaca massage dengan sapaan yang seolah akrab dengan ku, hatiku penuh tanda Tanya. “ siapa ini mungkin teman kursus ku ??? rasanya tidak mungkin, temanku tidak pernah menulis bahasa arab dengan susunan sebagaus ini. Hatiku masih terkesima dengan pesan singkat yang masih tersimpan di layar hand phoneku, tanpa kusadari ustadz yang sedang memanggil-manggil “ Neng” di dalam hand phone “neng ….!!!, kemana aja ko’ di panggil-panggil ga’ nyaut-nyaut??” sambut ustadz ketika aku masih ada “ emm – ga’ kemana-mana ko’ “ aku menjawab santai – rasa penasaran masih terus menghantuiku hingga membuat aku ingin menelponnya. “ tadz ….!!!, tunggu bentar ya neng mau nelpon nomor baru yang baru masuk ke ponsel neng, takut teman neng yang ada di pesantren tapi jangan dimati’in neng confren aja nanti” izin aku pak ustadz. “ o..ya ga’ pa –apa “ responnya. Setelah mendapat izin darinya aku langsung menekan tombol tengah. Cintaku tak pernah memandang siapa kamu tak pernah menginginkan kamu tak pernah menginginkan kamu lebih dari apa adanya dari mu selalu………… Begitulah RBT yang sempat ku dengar dengan gendang telingaku “ hallo” assalamu’alaikum !!” siapa aku dalam telpon “ waalaikum salam” menjawab “ afwan man hadza ?? “ hal anta ahada ashdiqoi aw as haby fi durusiy ajilah ar-ramadhaniyah bil amsi “ so’ berbahasa arab padahal hanya bisa sedikit “ la’ ya ukhty, ana laysa shohibuki aw shodiquki lakin kuntu muriydzan lita’arufi ma’ akih jawabn ya dengan suara yang lemah lembut ‘’ Masmukah ya akhy ??”, Tanya aku dengan suara lirih “ ismi furqon “ man waroaki ya ukhty ??....melemparkan pertanyaankepadaku. “ hohiby , limadza an atakallama ma’ahu ??” afwan ya ukhty” tiba-tiba telponnya dimatiin mungkin merasa tidak enak karena di konprensi sama aku, “ neng ..!!;’’ panggil ustadz setelah diam beberapa menit mendengarkan percakapan dengan orang yang mengaku namanya furqon tadi “ iya tadz “ udah dimatiin yang barusan …??? “ Tanya ustadz “ maaf ustadz neng tinggal barusan –“ jawab aku dengan merasa bersalah” o…. ga’ paa-pa” jawabnya. “ tadz, udah dulu ya ….!! Soalnya neng masih banyak tugas yang belum dikerjakan” pinta aku samaustadz- “ ya udah lagi pula aku juga ada acara apa?? Aku masih anak remaja masjid mengadakan istiqosah “ o… gitu tadz neng pamit. Asssalamu’alaikum” aku mengahiri percakapan ku di telpon “ waalaikum salam” tiba-tiba hand phoneku bordering menandakan massege masuk, jadi aku urungkan niatku untuk meletakkannya kubuka massege itu ternyata nomor yang baru aku telpon. “ afwan ya ukhty idza kuntu muwaswisan farohaki”. Begitulah massege yang aku terima lagi dari orang yang mengaku furqon tadi, yang jelas membuat aku ingin tahu lebih jauh tentang cowok itu, ingin sekali pulsa. “ya udah dech, ngapain aku mikirin massege ini terus mendingan aku ngerjain PR aj ” ujarku dalam hati dengan rasa jengkel. ≠ ≠ ≠ Bismillahirrahmanirrahim Ya ayyuhal Muzammil Qumillailah illaa Kholilaa Nisfahu, Awinkkusminhu Qoliylaaa……………… Hand phoneku berdering menandakan ada panggilan masuk, aku menghampirinya yang masih menggunakan mukenah yang belum aku lepas kedua bola mataku aku arahkan pada bundaran jam yang menunjukkan angka 4 : 30 – “ siapa ya?? Pagi-pagi gine ada yang call “ ujar dalam hati. Begitu hand phone ada di genggaman tanganku aku langsung memusatkan ke dua bola mataku ke layar hand phone ternyata nomor yang tadi malam. “ hallo, Assalamu’alaikum “ sembari mengucapkan salam pembuka “ waalaikum salam” aku menjawab. “ shobahal khoir” ayum kinuny an ata’arafah ma akih “ laba’sa yaa akhty ……??” melemparkan pertanyaan kepadaku” Masmuki ya ukhty “ ismiy Avita ummikulsum, wa amma anta mas mukah ….?? Aku balik nanya “ ismiy Alvin Furqonil Umam, jawabannya Min aina unwanuka ya akhy..?? “ unwany fi Qoryati Cempaka. Percakapan demi percakapan telah aku lewati dengannya hingga membuat aku harus mengakhiri percakapan hangat itu karena masih banyak tugas rumah yang masih belum aku kerjakan, maklum anak desa. # # # Tak terasa aku sudah dua bulan kenal dengannya hari-hari kemaren itu lari meninggalkan hari sekarang dan esok, Ia bagaikan tetesan air yang setiap harinya menetesi bunga mawar yang indah agar tisdak layu dan tumbuh menawan. Diawal bulan ini aku sering merasa ada yang anek dengan diriku bagiku ia bukan sekedar menjadi guru pribadi dan teman, curhatku seperti apa yang telah aku anggap selama dua bulan yang lalu. Tidak jarang ketika menelponku aku merasakan ada sesuatu yang menyelinap keruang kecil hatiku entah apa itu, mungkin semua itu terjadi konflik dengannya aku selalu mengalah walau pun semua itu bukanlah wujud karakter asliku seorang vita yang mempunyai krakter egois dan ga’ mau ngalah tapi ternyata lemah juga , ia benar-benar melingkariku dalam ketidak berdayaan. Hari ini ia menelponku, ia mengajakku untuk bertemu dengannya ia ingin kenal aku tak hanya kenal suaranya yang hanya memiliki beberapa kekuatan frekuensi, ia mengenaliku lebih jauh, namun dengan sangat terpaksa aku tolak ajakan itu walau pun tidak bisa ku pungkiri bahwa aku juga penasaran dan ingin sekali mengetahui sosok tubuhnya, karena masih terekam jelas di memory ingatan ku pesan ayah sebelum pergi ke luar kota untuk aku tidak keluar rumah untuk hal-hal yang tidak benar , mungkin itu ajakan pertama aku masih bisa menolaknya tapi ajakan yang kedua kalinya ini aku tidak bisa menolak lagi karena aku ingin meminjam buku dan minta nyanyian yang di translate ke dalam bahasa arab sehingga mau tidak mau aku harus melakukannya. Tibalah pada waktu yang di janjikan ternyata allah tidak mengizinkan aku bertemu dengannya saat ia menuju ketempat yang kita janjikan motornya mogok dan tidak bisa untuk dijalankan sehingga perjanjian itu pun dibatalkan padahal tinggal selangkah lagi aku bertemu dengannya dan aku tidak jadi meminjam buku tersebut. # # # Semenjak acara pertemuan itu batal, dalam beberapa orang yang akrab aku panggil akhy itu tidak ada kabar. Hatiku jadi gelisah ku coba menghubungi nomor hand phonenya ternyata tidak aktif namun aku terus memaksa hingga jari ini terasa pegal namun hasilnya tetap nihil dan tetap saja aku hanya di jawab oleh pusat jaringan. “ ada apa dengan akhy….?? Apa mungkin ia menghindar dari aku?? Atau jangan-jangan dia sakit??” pertanyaan demi pertanyaan saling bersahutan didalam hatiku. “ ya…. Allah akankah aku berhungan dengannya hanya sampai disini …?? “ hati membatin burung-burung diluar sana seolah mengerti denagn kegundahan hatiku mereka tampak murung dan hanya diam saja mereka tidak seperti kemaren yang selalu menyanyikan alunan lagu indah dengan suara merdunya selam akhy masih melewatkan hari-harinya denganku. Saat ini benar-benar terperangkap kelembah cinta yang kian hari semakin menjadi misteri hatiku kosong tubuhku menjadi lunglay dan aku di cekam oleh kerinduan yang sangat dahsyat bahkan disekolah pun aku sering menutup diri teman-teman “ Vit kamu kenapa..?? “ Tanya sifa salah satu sahabatnya di sekolahku aku selalu menundukkan kepala” …!! Vit...!!! “ ia memanggilku karena pertanyaannya hanya aku jawab dengan menundukkan kepala. “ kamu punya masalah..?? kalau kamu memang punya masalah ayo dong cerita sama aku, siapa tahu aku bisa membantu-mu jangan murung kaya’ gine terus” sifa bertanya kembali dan meminta aku untuk berbagi dengannya. Ingin sekali aku menumpahkan kegelisahan dan kegundahan ini dengan aku berbagi kepadanya namun aku malu menceritakan. Hal ini karena aku mencintainya dan merindukan orang yang tidak penah aku tahu sosok tubuhnya. Kalau seandainya aku becerita kepadanya betapa sifa akan bilang, betapa lucunya diriku. Aku mengangkat kepalaku menatap sifa dalam-dalam”. Aku gak apa-apa hanya saja aku punya masalah keluarga yang tidak mungkin ku ceritakan kepadamu maafin aku ya …!! “ beralasan sifa mengangguk mengerti nampaknya ia percaya dengan apa yang aku katakan …” ya udah kalau begitu aku tak memaksamu hanya saja masalahmu cepat teratasi tetapi kamu jangan murung kaya’ gine terus senyum dong …..!! kamu akan melihat lebih cantik kalau bibir manis mu itu kamu hiasi dengan senyuman, bukankah senyuman itu temasuk shodaqoh ?? ayoo dong ..!! pelit bangetz sich kamu “ Sifa menghiburku aku tertawa lepas dengan kata-kata Sifa seolah kegundahan dan kegelisahan ini terbang dibawa semilir angin “ aku ga’ pelit laki chann..??. Memasang wajah manjaku.” Iya…!! Iya..!! sifa menjawab sambil tertawa. Sepulang dari sekolah aku mendapati hand phoneku ada panggilan tidak terjawab lalu kubuka ternyata nomr yang tidak aku kenal kucoba aku menghubunginya karena aku penasaran siapa pemilik nomor itu ternyata tidak bisa dihubungi mungkin sinyal kurang baik. # # # Habis sholat isya’ hand phoneku bordering tampak disana nomor yang tadi siang yang belum sempat aku angkat karena ditinggal sendirian dikamar. “Assalamu’alaikum salam” jawaban seseorang “ maaf, dengan siapa aku berbicara “ ternyata tanpa basa-basi “ apa benar aku berbicara dengan avita ummi kulsum” bennar, lho kok tahu namaku? Kamu siapa…?? Tanya aku heran . Aku Ghafur “ Ghafur …..??? sepertinya aku baru kenal nama kenal dengan nama itu” benar karena memang sebelumnya kita tak pernah kenal” terus dapat dari mana nomorku??dan kenapa kamu bisa tahu namaku…?? Penasaran” aku tahu dari salah satu ustadz di pondok pesantren Ar-rohman …?? “ iya, ustadz Ahmad Fahri Alhamdani bisa akrab dengan panggilan ustadz fahri, bukankah kamu kenal dengannya …?? Jawabnya orang itu yang membuat aku semakin bingung. “rasanyaaku ga’ pernah kenal dengan penghuni pesantren sana, apalagi sama yang namanya ustadz Fahri” benaran kamu ga’ kenal dengannya ??. “ Sungguh …!! Meyakinkan. Orang yang mengaku ghafur ini berbicara panjang lebar tentang ustadz fahriyang ternyata dia adalah dia orang yang akrab dipanggil akhy yang mengaku teman sepupu kursusku dari cempaka dan kuliah semester V ternyata dia adalah ustadz Fahri dari Foday sudah sarjana dan aktif jadi tenaga pengajar di pesantren Ar-rohman. Mendengar semua itu mataku mulai memanas, hatiku pedih dan sakit bagaikan teriris-iris silet yang sangat tajam dan tanpa terasa Kristal bening meluncur membasahi puri-puri pipiku “ ja…….di “ suaraku terisak dengan tangi. Rasanya aku sudah tak mampu lagi untuk bicara bibirku jadi kaku sementara lidahku kaluh untuk mengeluarkan suara, akhirnya aku putuskan sambungan telepon karena aku tidak kuat lagi menahan air mata yang sudah mulai dari tadi ingin meluncur di pipi manisku. Sejadi-jadinya aku menangis, bantal yang aku jadikan pelampiasan tangisanku basah kuyup, perasaan menyesal, kecewa dan rindu bercampur menjadi satu. Ingin sekali aku menutup diri darinya namun aku tak kuasa melakukan hal itu karena ia telah mampu menanamkan benih-benih cinta yang tumbuh bersemi di dalam hatiku berlahan aku angkat tubuhku yang sudah mulai dari tadi aku rebahkan ke kasur dan kuraih hand phoneku, lalu ku tekan tombol dengan cucuran air mata yang terus megalir di pipiku untuk menulis sebuah SMS. “Malam…!! Dimana rasa belas kasihanmu…?? Tidak pernah engkau lihat betapa hancurnya hatiku tatkala aku mengetahui bahwa bintang yang kau kirimkan kepadaku semuanya palsu dan Fatamorgana. Mungkin saat ini engkau tertawa puas atas kemenangan-mu…. Dan betapa bodohnya diriku, saat bintang itu dating langsung menghisi bibir manisku tanpa terlintas sedikit pun dibenak bahwa bintang itu palsu” lalu aku kirim pada akhy, orang yang telah membohongiku. Nampaknya dia mengerti akan SMS ku yang tadi malam. Hand phoneku bordering dan terpampang jelas di layar bertulis ”akhy “ batinku bertengkar hebat antara merijek dan mengangkatnya, rasa kecewa dan rindu masih terus mengayomiku, akhirnya aku angkat hand phone itu yang sudah lama bordering “ Hallo” Assalamu’alaikum “ menyapaku lebih dulu dengan suara lemah lembutnya yang membuat aku tidak berdaya” Waalaikum salam “ aku menjawab dengan nada lirih “ ukhty ..!! apa Maksud SMS-mu tadi malam ?? ia langsung melemparkan pertanyaan kepadaku aku hanya diam saja seolah tidak mengobris pertanyaannya “ ukhty…!! Memanggilku, akhy , kenapa masih menayakan maksud SMS itu dari pada aku ?? jangan pura-pura tidak mengerti akhy karena sama sekali tidak lucu, aku menjawab dengan nada kasar, akhy aku selalu berusaha untuk jujur kepada-mu tapi apa balasan mu , kamu membohongiku dan mmengkambing hitamkan sepupu teman kursusku, dimana perasaan mu akhy sebagai sorang laki-laki ?? dan bagaiman pula perasaanmu jika seandainya kamu berada di posisiku?? “ air mataku mulai mengalir dengan tenang. “ Ukhty, maaf kan keterrlanjuranku, pada awalnya iseng-iseng saja dan aku tidak pernah tau bahwa kita akan semakin akrab dan aku biarkan kebohongan itu terjadi sehingga semenjak aku mengenalmu didalam hari-hari ku, aku selalu dirundung dengan rasa kebersalahan hingga akhirnya aku mengutus teman-ku untuk mengatakan siapa diriku sebenarnya, karena aku tidak mampu untuk melakukannya sendiri,” Sudahlah akhy, yang terjadi biarlah terjadi mulai sekarang anggaplah kita tidak pernah saling kenal “ tampa kusadari aku melontarkan kata-kata itu yang membuat aku terhenyak dengan kata-kata ku sendiri. “ Ukhty…!!!, apakah sudah kamu pikirkan baik-baik dengan apa yang telah kamu lontarkan tadi’’. Aku hanyaa menundukkan kepala tak sepatah kata pun yang dapat aku ungkapkan karena bibir ini terlalu kaku untuk diam saja, “ Ukhty jika menurutmu ini adalah jalan yang terbaik, akan ku terima dengan lapang karena memang ini salahku, tapi ukhty, Ahbib haabibaki haunamaa asaa an yakuwna baghizuki yaumanmaa abghidhz baghizuki hauma asaa an yakuwnaa qorinuki youmanmaa” Aku masih saja diam serbu bahasa tak sepatah kata pun yang dapat aku ungkapkan aku tidak mungkin menarik perktaan yang telah aku lontarkan tadi, “ ukhty…!!! “ akhy memanggilku” benar-benar menyesal dengan apa yang telah aku lontarkan tadi, mungkin aku bis membohongi seisi dunia ini namun aku tidak bisa membohongi diriku sendiri walau pun aku sering mengilak bahwa aku tidak mencintainya namun apa daya nasi sudah menjdi bubur yang tidak dapat dirubah kembali “ iya akhy, mungkin itu jalan terbaik kita “. Baiklah” menghela nafas kecewa. Sementara aku masih teriak dengan tangisanku . “ ya ukhty doakan aku semoga nbis meneriama semua ini “ Assalamu’alaikum”. Itulah kalimat terakhir yang dapat aku tangkap dengan pendengaran-ku “ Waa.. alaa..kum..saa..laamm” dengan suara terpatah-patah karena tangisanku yang semakin menjadi-jadi. Sambungan telepon terputus, sekarang aku hanya bisa berdo’a kepada pemilik dunia ini dan isinya agar diberi kesabaran dan ketabahan, dan aku harus mulai berusaha melupakan akhy yang dalam beberapa minggu ini yang selalu menari-nari di istana batinku dan biarlah ia menjadi pelengkap cerita hidupku yang dapat aku kisahkan pada buku diaryku. BIOGRAFI Nama : HALIMATUS SAKDIYAH Tetala : PAMEKASAN, 21 – 09 – 1995 Alamat :BARUH BINDANG Sekolah : SMAI Dempo Timur Pasean Pamekasan Kelas : XI No HP : 087 810 482 214/ 081 913 705 125

Post a Comment

0 Comments