TERJEBAK DI ANTARA 2 BINTANG

By; revie martin Tett……………. Bel bordering kencangbertanda waktu istirahatpun tiba ,semua teman-temanberhamburan keluar dari kelas. Akupun menghabiskan waktu istirahatku dibawah pohon cemara yang rindang di halaman sekolah. Ku lihat burung-burung berkicauan di atas ranting pohon cemara mengalunkan senandung music yang merdu, desiran angin yang lembut membawa kesejukan padaku dan matahari terus merangkak naik tanpa ada keluh sedikitpun,ia terus bersinar menerangi hatiku yang sangat buram. Disinilah tempat aku meluapkan segala kegundahan-kegundahan yang selalu menerpa diriku. Tanpa kusadari mataku tlah di penuhi oleh genangan air Kristal yang mengalir memasang anak sungai di pipiku. Ku usap dengan kerudungku yang selalu setia dan tak pernah bosan untuk menghapusnya. “ mengapa semua ini harus terjadi?”. Naluriku berteriak pada langit yang cerah agar ia memberi kecerahan padaku kejadian ini membuat pikiran ku semakin galau, aku tidak mungkin sanggup menerimma semua kenyataan yang ku lalui ini. Tapi, apalah daya, ini memang resiko yang harus aku hadapi , walau bagaimanapun ini pasti akan tetap terjadi,. Apakah mungkin semua ini awal dari kehancuranku?. Hariku menjadi berubah hari yang biasa aku jalani dengan kenangan telah berubah menjadi keputusasaan kegembiraan yang dulu aku rasakan telah berubah menjadi kesedihan. Aku tidak mungkin mengkhianatinya, aku tak tega, vian begitu setia padaku, bahkan dia tidak pernah berpaling dariku. Dengan segenap kasih sayang yang ia berikan, aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung didunia ini karena bisa mengenal sesosok orang sepertinya. Al-vian ricky. Dia selalu ada di setiap aku membutuhkannya membuat aku semakin sayang dan takut kehilangannya. Sejak aku menjalin hubungan dengan vian aku tak pernah merasakan kesedihan di hari-hariku, yang ada hanya kebahagiaan, canda dan tawa, namun, semua itu adalah sebuah bayangan yang hanya melintas cepat dari kehidupanku, karena kebahagiaan itu mulai retak akan mengalami kehancuran stelah sosok yang telah lama berlalu , kini muncul lagi dalam kehidupanku dengan membawa panah asmara yang ia tancapkan ke relung hatiku hingga membuat cintaku padanya tumbuh lagi dan bersemi di hatiku. Kau jelaskan semua tentang dirimu bahwa kau mencintaiku sejak pertam kali bertemu tapi kau bilang malu dan takut untuk mengungkapkan perasaan itu, akhirnya kau putuskan pergi jauh dari kehidupanku untuk melupakan semua itu. Dan kini kau kembali membawa cinta kepangkuwanku mengemis-ngemis membuatku iba melihatnya. Kau telah membuatku bingung, bingung, aku tak tau harus menjawab apa ?. aku ragu, aku takut kata-kata yang keluar dari mulutku akan menyakitimu. Ku akui bahwa aku masih sangat mencintaimu. Cintaku padamu takkan pernah pupus. Tapi, mengapa? Malah kau ungkapkan sekarang, mengapa tidak kau ungkapkan dulu sebelum aku menenal sosok vian yang sekarang sudah menjadi bagian separuh hatiku. Dulu kau biarkan aku menunggumu, hingga pupus harapanku, karena ku pikir kau takkan pernah mengerti tentang perasaanku. Tanpa terasa kerudungku basah terkena’ guyuran air yang mengalir deras di pipiku. “din !, ternyata kau ada disini. Pantesan aku cari kemana-mana ga’ ada, tumben kamu ga’ ke perpus?. Berjalan menghampiriku. “ria !!, ku kaget melihatnya berjalan ke arahku. Buru-buru ku hapus air mataku, lalu ku dongakkan. Kepalaku, tau-tau dia sudah ada di sampingku memperhatikan aku. “kenapa kamu? Ko’ sembab gitu matamu, nangis ya?. “aku kaga’ nangis ko’, cuman aku kelilipan aja tadi lalu aku gosok, jadinya sembab gini” jawabku pelan agak serak. “mulutmu bisa aja bohong. Tapi matamu dan air matamu takkan bias membohongiku”. Sambil menghapus air mataku yang tersisa di pipiku. “makasih ri, kamu telah rela membiarkan tanganmu terkotori oleh air mata kesedihanku”. Ucapku polos. “ iya sama-sama, sebagai sahabat yang baik, aku akan selalu ada setiap kamu membutuhkanku. Emangnya kamu punya masalah apa sih?, ko’ sampai nangis segala cerita dong….. “aku ga’ punya masalah ko’”. “beneran ??”, trus ngapain nangis tadi?”. “iya, aku nangis tadi karena ku sedih teringat kakakku yang ada di luarkota aku kangen banget tau”. “Ooo.. ya, tadi pas aku ke perpus nyari’in kamui, aku ketemu vian trus nanya’in kamu, waktu aku bilang ga’ tau dia langSung panic dan khawatir banget karena ga’ biasanya kamu ga’ ada di perpus. Dia maksa aku ngajak nyari’in kamu, tapi, ga’ ketemu juga”. “trus, vian ada di mana sekarang? Sambil mengarahkan pandangan mataku ke mana-mana. “vian ada di kelasnya, yok kita ke kelas,panas makin menyengat”. Ajaknya menggaet lenganku. *** Kala senja menyapa, ku temui bayangannya di ujung mega. Tersenyum manis semakin menamabah luka, telukis kerinduan dalam ruang hampa. Gelisah kian mendera, risauku kian menjelma. Adzan maghrib menggema di mana-mana pertanda sore berganti malam. Aku beranjak dari kamarku menuju musholla yang ada di samping rumahku, mereka sudah menunggu disana untuk shalat berjama’ah Usai shalat isya’ ku buka mukenahku dan melipatnya dengan rapi ku bergegas keluar. Ku lihat langit menual lembaran cakrawala yang terangkai indah oleh kerlap kerlip bintang. Namun hanya 2 bintang yang mengerdipkan cahaya ke indahan padaku. Jam 10:00 “ hmmm… capek banget, usaiku belajar sambil merebahkan badanku ke kasur, akupun terlelap melayang ke alam mimpiku. Jam 02:00 Kring – kring – kring…! Alrm hpku berbunyi aku terbangun dari tidur malamku ku bangkit dan beranjak dari tempat peraduanku menuju kamar mandi di sudut kamarku berwudhu’ menyucikan diri dari hadas kecil untuk melaksanakn shalat sunnah yang tak pernah rasulullah tinggalkan semasa hidupnya, usai shalat tahajjud ku menyempatkan diri melaksanakan shalat sunnah isthikharah untuk mengungkap semua kebingungan yang ada di pikiranku. Selesai shalat tengadahkan ke-2 tanganku serya berdo’a ; ya allah ….., jibril, mikail dan isrofil dzat maha pencipta langit dan bumi, dzat yang maha mengetahui alam gaib dan alam nyata, berikanlah petunjukmu yang nyata atas idzinmu ya allah … tolonglah hamba yang sedang dalam keadaan bingung dalam menentukan sesuatu. Apakah hamba harus memilih di antara ke-2nya? hamba tidak mungkin melakukan semua itu karena hamba takut kehilangan mereka hamba sangat mencintai dan menyayanginya. Yaallah…..! hamba bingung, tidak tahu apa yang harus hamba lakukan. Hatiku terasa terjebak di antara 2 bintang yang selalu member sinar kecerahan dalam hatiku dan kegelapan malamku. Hamba tidak tahu harus memilih yang mana, maka berilah hamba petunjuk. Amin….. Ku usapkan telapak tanganku keseluruh tubuh. Tanpa sadarku terlempar ke alam mimpiku. “tidak mungkin…., itu tidak mungkin”. Ku tersentak; tersadar dari alam mimpiku. “ya allah…..”, apa maksud mimpi ini? Apakah yang engkau gambarkan dalam mimpiku ini adalah petunjuk darimu?”, kurasa ga’ mungkin; ku usap keringat yang membasahi wajahku. Asshalaatu khairuum minannauum 2x Kumandang suara adzan shubuhpun terdengar, aku membuka makenah yang aku pakai dan merapikan kembali. Ku berjalan gontai kekamar mandi selesai berwudhu’ ku langsung kemusholla. *** Keindahan alam di pagi ini begitu indah, bunga bunga di depan rumah bermekaran merekah menyambut sejuknya sisa-sisa embun langit yang menetes bening. Kupu- kupu beterbangan di sekelilingnya menikmati harumnya bunga bunga. Jam 05:30, “pekerjaan bersih – bersih udah selesai, sekarang waktunya aku mandi, selesai mandi aku siap-siap berangkat sekolah. Derr….., tiba-tiba hpku bergetar di meja belajar, buru-buru ku pungut. “sms, dari siapa ya? Ko’ NO baru”. Pikiranku penuh tanda Tanya . “din, ne q fikri. Gmn ttg prtxaank kmren? Skrg dh xmpe’ pd wktu yg kt ttukn brsma”. Dess….., hatiku serasanya mau copot , oea sekarang kan …. Aduch …. Giman ya? Aku harus jawab apa? Derr….. hpku bergetr lagi”. Ku tuang isi hatiku lewat via sms yang ku layangkan padamu. Tak selamanya aku sanggup bertahan dengan gelora jiwa yang meronta menuntut aku bicara walau hanya ku tulis di atas layar puisi cinta. Maafkan perasaanku, bila kau baca puisiseluruh jiwa seluruh ragaku mendamba. Hanya pada cinta kasihmu seorang. Ku harap engkau sudi menerima diriku apa adanya, walau dimata tuhan kita semua sama”. “Ya allah…..! harus jawab apa hambamu ini. Sejenak ku terdiam teringat mimpiku yang tadi malam. Tanpa berpikir panjang lagi, ku pencet tombol – tombol hapkumenulis apa yang kurasa dengan perasaan yang tak terkendali. “Andai cinta itu di cipta, akupun membencinya.tapi, cinta itu tercipta ,aku tiada berdaya. Dan dalam ketidakberdayaankutak mampu tuk menolak cintamu karena aku takut kesempatan inihilang dan tak berpihak kepadaku lag”. Derr…… sms balasan datang lagi. “ya allah,ternyta kbahgiaan tlah berphak kpadku. Adinda, mksih kau tlah rela membukakan pintu hatimu untukku”. Di sela-sela kebahagiaanku terdapat celah yang mengiris hatiku. Bayangan viankembali menghantuiku, kulihat dia menangis dan menuntutku.betapa perhatiaannya ia kepadaku. Tapi, apa yang bias aku berikan atas semua kebaikannya itu? ,malah sebuah pengkhianatan di belakangnya. Aku berfikir, betapa jahatnya aku! Di balik kasih sayang yang ia berikan kepadaku. *** Haripun terus berlari berkejaran tak pernah berhenti,seperti berkejarannya ombak di lautan .waktu terus mengalir, seperti mengalirnya air di sungai Nil, serasa waktu begitu cepat berlalu. Satu bulan sudah di makan hari, 2 jalinan hubungan berjalan dengan baik. Namun aku masih khawatir dengan kecerobohanku , waktu foto fikri yang terjatuh dari dalam bukuku tepat di dekat kaki vian .dia hampir curiga tentang foto itu. tapi, kecurigaannya perlahan-lahan menghilang ketika aku bilang dia teman lamaku . Tett………….. bel sekolah tanda pulang sudah bordering, teman-teman mulai berhamburan keluar. ku ayunkan langkah kakiku dengan cepat keluar kelas di sertai dengan deringan music di hpku .ternyta sms dari fikri . “Din ,skrang ak da di dpan skolahmu , sngaja aku jemput kmu karna tadi pagi ak liht kmu ke skolah ga’ bawa speda seniri “. Deg, nafasku tersendatku membaca sms itu. badanku terasa panas dan keringat pun mulai keluar. panas matahari perlahan meredup, karena sang bola api menutupi wajahnya dengan selembar awan hitam. “Din, pulang bareng yuk!” ajak vian dengan ramah . “Aduuuh, maaf iya, aku nggak bisa”. Ku tanggapi ajakan vian terburu-buru. ku tinggalkan vian yang masih terpaku di depan kelasku. setelah aku sampai di pintu gerbang sekolah, ku putar bola mataku. tapi, aku belum juga melihat wujud fikri. “fikri, dimana kamu?” ucapku kesan dalam hati. Tiba - tiba suara polos. Memanggilku. Aku gerakkan kepalaku kearah dimana suara itu berasal, ternyata fikri. Ya, fikri. Dia masih di baluti seragam abu abu kuhampiri dia. “fik, ngapain kamu menjemput aku segala?” ucapku simis. Temanku banyak kok yang bisa ngantar aku. “kamu kok ngomong kayak gitu sich, emang aku salah, menjemputmu?” dengan sorotan mata yang kesan. “ya nggak juga sich” jawabku lemah tiba-tiba saja vian nongol dari balik pintu gerbang sekolah dan menatapku, ku lihat dia berjalan kearah tempatku ngobrol dengan vian . “jadi ini alasan kamu menolak ajakanku, sekarang sudah cukup bagiku untuk berpisah denganmu. Dan aku sudah curiga bahwa cowok itu adalah selingkuhanmu, saat aku tahu kamu menyimpan foto dia”. ucapnya kesal. Ku menatapnya dengan terkejut .namun aku hanya membisu. “berani sekali kamu menyia-nyiakan cintaku, apa salahku?, padahal aku sudah menjaga cinta kita. kalau ini yang kamu inginkan, saat ini juga tidak ada cinta diantara kita berdua”, kita putus.ucapnya tegas, mukanya merah padam. Tubuhku lemas melemah. Tak berdaya. Ku hanya bisa diam,jantungku terasa copot, mendengar ocehan vian yang dari tadi menusuk - nusuk hatiku. Kilat mulai menyambar kemana - mana di sertai hujan deras yang membasahi bajuku dan baju mereka berdua. Fikri yang dari tadi dalam terpaku hanya mendengar, sekarang ia mulai angkat bicara. “dinda, benarkah semua ucapan cowok itu? ayo jawab”. bentaknya dengan mata yang mulai memerah. Namun ku hanya diam, mulutku terasa kaku untuk berbicara, air matapun mengalir deras sederas air hujan yang sedang mengguyur tubuhku tiba - tiba senandung nada suara mengalun indah terdengar ketelingaku mengiris hatiku. “ kau yang selalu aku puja ternyata menduakan aku mebngkhianati cintaku tak pernah membayangkan kau kan melukai hatiku hancurkan mimpiku tinggalkan aku”. Ku angkat kepalaku berlahan – lahan pelan – pelan walau terasa berat rasanya. Ternyata, yang mengalunkan sebuah lagu yang indah namunmeyakitkan adi vian. Lalu suara itu muncul sebuah lagu mengalun lembut dari seseorang di sampingku “fikri”. “Tiada kusangka engkau berubah Kutak percaya kau membagi cinta Tahukah engkau betapa sakitnya Kau membagi cinta karena dia” Hatiku terasa pecah berkeping – keeping mendengar semua lagu itu yang menyengat di telingaku. Tanpa sengaja mulutku yang tadinya hanya terkatup diam akhirnya mengeluarkan suara juga. “Maafkanlah aku semua salah Telah menduakan cintamu Kini kusadari kau sungguh berarti Di setiap langkahku Karena kau bintang hatiku Tak lama kemudian vian dan fikri berlalu pergi meninggalkanku sendiri di tengah – tengah derasnya guyuran hujan yang becampur dengan guyuran air mataku. Kerudungku basah, tak dapat melindungiku dari turunnya hujan. Tubuhku mulai menggigil dan lututkupun terantuk ke tanah, ku pejamkan mataku. “Rasa takut kehilangan kini mencemak menjadi nyata ku tak bisa menghindar mungkin cinyaku telah usai. Kata maaf tidak bisa menebus atas satu khilafku padamu kau merasa di khianati kau putuskan untuk pergi”. vian……….!!! Fikri………!!! Aku sangat mencintaimu. I will never stop loving you. BIODATA Nama : Evie Martiana Dian Susanti Tetala : Pamekasan. 08-Maret 1995 Sekolah : SMA I dempo timur (XI) Alamat : Dempo Timur Pasean Pamekasan Telp/hp : 085330205538 - 081913705125

Post a Comment

0 Comments